Senin, 10 Desember 2018

Tujuan, Manfaat dan Lingkup ILMU PENDIDIKAN

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'Ala atas karunia dan rahmatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas blog ini dengan baik, shalawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada baginda Nabi kita Rasulullah Shallallahu A'laihi Wa Sallam beserta keluarga dan para sahabatnya karena beliau telah membimbing kita sebagai ummatnya dari jalan kegelapan menuju cahaya yang terang benderang dari zaman dahulu, sekarang dan hingga sampai akhir zaman nanti.

Dibawah ini akan saya paparkan beberapa hal mengenai tujuan, manfaat dan lingkup dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan. Terima kasih banyak kepada dosen saya Ustadz Sahroni karena tanpa pengarahan dan bimbingan dari beliau, besar kemungkinan blog ini takkan pernah selesai.

A. Tujuan
Tujuan umum dalam mempelajari Ilmu Pendidikan ini menurut saya yakni bahwasanya pendidikan itu tak lantas berhenti saat kita memperoleh ijazah ataupun mendapatkan gelar tertinggi di suatu universitas tertentu. Namun, ilmu pendidikan ini ialah bertujuan agar kita sebagai manusia yang berakal dapat selalu belajar, mempelajari serta memahami berbagai ilmu pendidikan pada bidang-bidang tertentu kapanpun, dimanapun dan dengan siapapun melalui berbagai media baik yang berada didekat kita ataupun jauh dari jangkauan kita sampai masa usia kita berakhir di dunia ini.

Dengan Ilmu Pendidikan ini memberikan kesempatan yang berharga bagi siapapun sehingga manusia tersebut dapat mengenal dan menghargai dirinya sendiri sehingga mampu membedakan dirinya dengan orang lain, beradaptasi terhadap lingkungan sekitar baik dalam suatu masyarakat ataupun negara mereka masing-masing.

Adapun tujuan yang khusus dalam mempelajari Ilmu Pendidikan ini menurut saya agar manusia itu mendapatkan alasan yang utama mengapa mereka itu diciptakan yakni sebagai makhluk ciptaan Allah yang senantiasa bertakwa dijalanNya dan sebagai khalifah dibumi fana ini.

B. Manfaat
Adapun manfaat dalam mempelajari Ilmu Pendidikan menurut saya adalah sebagai berikut.
1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan terkait pendidikan
2. Mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Sebagai benteng bagi diri sendiri dan orang lain
4. Menciptakan suasana baru yang nyaman dalam mempelajari dan mengajari pelajaran tertentu
5. Mampu memberikan contoh kepada yang lain mengenai pendidikan yang benar

C. Lingkup
Adapun lingkup yang terkait dengan Ilmu Pendidikan tersebut ialah tergatung pada tujuan awal dalam mencapai hasil yang telah disepakati bersama oleh berbagai pihak yang terkait dalam suatu komunitas sehingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dalam lingkup Ilmu Pendidikan ini ialah sebagai berikut.
1. Sifat Hakikat Manusia
2. Hakikat Peserta Didik
3. Hakikat Pendidikan
4. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan
5. Unsur-Unsur Pendidikan
6. Sistem Pendidikan dan Sistem Pendidikan Nasional
7. Kewibawaan
8. Permasalahan Pendidikan Nasional

Demikianlah blog ini telah dibuat, kurang dan lebihnya saya mohon maaf.
Wassalamua'alaikum.

Senin, 15 Oktober 2018

Permasalahan Pendidikan Nasional

Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan sangat luas dan kompleks sesuai dengan kehidupan masyarakatnya, dikarenakan sifat sasarannya yaitu manusia, merupakan makhluk misteri yang penuh dengan teka-teki. Seberapa besar keterikatan suatu masalah pendidikan dengan masalah ekonomi atau masalah sosial lain dalam masyarakat. Pendidikan itu sendiri juga harus mengantisipasi hari esok yang mengundang banyak pertanyaan. Masalah pendidikan sebenarnya kompleks, sehingga menuntut agar berusaha keras dan memiliki kemauan yang cukup tangguh untuk menanggulangi masalah pendidikan tersebut.

Secara sederhana masalah pendidikan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:
A. Masalah Pemerataan Pendidikan
Pemerataan pendidikan adalah persoalan yang terkait dengan pelaksanaan sistem pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia dalam manunjang pembangunan suatu bangsa.

B. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan adalah keluaran atau hasil lembaga pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk. Pertama, mutu produk pada lembaga pendidikan meliputi hal-hal seperti bahan ajar, jumlah lulusan, persentase kelulusan ujian, alumni yang mengikuti studi lanjut, alumni yang mendapatkan pekerjaan atau promosi. Kedua, mutu proses terkait dengan hal-hal seperti proses pembelajaran, bimbingan bagi peserta didik, konseling, koordinasi pengembangan bahan ajar dan bahan ujian, jaringan kerja dengan kantor regional di berbagai daerah, sistem registrasi, pengelolaan sistem informasi peserta didik, produksi bahan ajar multimedia, produksi bahan ujian, penjadwalan tutotial, layanan bantuan belajar, distribusi bahan ajar dan penyiaran melalui media massa.

C. Masalah Efisiensi Pendidikan
Efisiensi pendidikan adalah apabila hasil yang dicapai maksimal, dengan biaya yang wajar, karena biaya merupakan ukuran efisien dalam proses pendidikan terutama apabila dalam proses pendidikan dapat menghasilkan output pendidikan dengan biaya yang efisien.

D. Masalah Relevansi Pendidikan
Relevansi pendidikan adalah kesesuaian program pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dengan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna atau stakeholders pendidikan, artinya apa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dapat dinikmati hasilnya oleh masyarakat atau tepat guna.

Beberapa usaha yang telah dilakukan dalam rangka mengatasi permasalahan di bidang pendidikan adalah:
a. Teknologi pendidikan yang menyangkut berbagai hal perencanaan, implementasi dan reinovasi belajar, yaitu:
  • Perencanaan desain kurikulum untuk belajar
  • Perencanaan evaluasi kurikulum sebagai alat untuk menilai tujuan dan program pengajaran
  • Perencanaan analisis pengalaman-pengalaman belajar
  • Implementasi program dan reinovasi belajar dalam status yang nyata
b. Pengajuan modul yaitu suatu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan, yakni suatu unit program belajar mengajar terkecil yang secara rinci menggariskan:
  • Tujuan-tujuan intruksional umum
  • Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar-mengajar
  • Tujuan-tujuan instruksional khusus
  • Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan
  • Kedudukan dan fungsi satuan dalam program yang lebih luas
  • Peranan guru dalam proses belajar mengajar
  • Alat dan sumber yang akan dipakai
  • Kegiatan belajar mengajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan
  • Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama proses belajar-mengajar
c. Sistem pamong yaitu sistem pendidikan yang bersifat massal. Dalam arti menyajikan pendidikan kepada sejumlah besar anak dalam kondisi yang berbeda-beda secara serentak atau suatu sistem pengelolaan pendidikan dasar yang merupakan salah satu kemungkinan atau pelengkap bagi pendidikan dasar pada umumnya.

d. Radio pendidikan yaitu pemanfaatan media radio dalam membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pemanfaatan media dalam perluasan sekolah dan pemanfaatan untuk kegiatan pendidikan diluar sekolah.

e. Televisi pendidikan yaitu pemanfaatan media televisi dalam membantu kegiatan belajar-mengajar disekolah. Pemanfaatan media dalam perluasan sekolah dan pemanfaatan televisi untuk kegiatan pendidikan di luar sekolah.

f. Belajar jarak jauh yaitu suatu usaha pendidikan yang bertujuan memperluas pendidikan diluar kelas atau dikampus.

g. Cara belajar siswa aktif yaitu suatu sistem belajar-mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik. Mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pemecahan masalah-masalah pendidikan yang kompleks itu dengan cara pendekatan pendidikan yang konvensional, yang memerlukan jangka waktu lama dan biaya yang amat besar. Pertambahan penduduk yang cepat juga dapat menimbulkan masalah dalam segi pendidikan yang berkaitan dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Cara pemecahan masalah pendidikan yang telah dilakukan misalnya dengan menambah jumlah sekolah, meningkatkan fasilitas yang diperlukan untuk mempertinggi mutu sistem pendidikan yang dilakukan, mengutamakan pendidikan keterampilan yang telah ada yang paling sesuai dengan kebutuhan tenga kerja, pelayanan administrasi dan supervisi pendidikan dan sebagainya.

Selain masalah bertambahnya penduduk yang mempengaruhi pendidikan, ada masalah-masalah yang lain, seperti masalah ekonomi. Karena didalam perekonomian memiliki tingkatan yang berbeda, yaitu ekonomi tingkat atas, menengah dan tingkat bawah. Tidak sedikit masyarakat beranggapan bahwa biaya untuk sekolah itu mahal, biasanya anggapan-anggapan seperti itu muncul pada tingkatan ekonomi bawah, sehingga banyak anak yang tidak bersekolah, karena kedua orang tua mereka merasa berat jangankan untuk biaya sekolah untuk makan saja sulit. Jadi, daripada uang dipergunakan untuk membayar biaya sekolah lebih baik digunakan untuk kebutuhan lain atau mungkin itu karena masih kurangnya kesadaran masyarakat bahwa betapa pentingnya pendidikan.

Masalah yang kompleks ini menuntut usaha keras dan kemauan yang kuat untuk penanggulangan pengalaman dan cara pemecahan masalah pendidikan yang telah biasa kita lakukan perlu ditingkatkan dengan cara-cara baru (innovative) perlu mulai diusahakan. Beberapa cara pemecahan masalah pendidikan yang baru misalnya pendidikan pamong yaitu pendidikan anak oleh masyarakat, rangtua dan guru, sekolah menengah terbuka, pengajaran dengan modul, sistem kelompok belajar dalam kursus pendidikan dasar, sekolah kecil dan lain-lain. Namun adakalanya masalah pendidikan dilihat kurang proporsional dan tidak menyeluruh. Masalah guru diatasi secara linier, terlepas dengan masalah administrasi misalnya, seharusnya segenap komponen pendidikan, misalnya, masalah murid, guru proses belajar mengajar, kurikulum, penilaian pendidikan, alat-alat dan fasilitas pendidikan, lingkungan pendidikan, administrasi dan pengelolaan pendidikan dan masyarakat sekitarnya dan mendapat perhatian sesuai dengan pokok masalah yang mendesak pemenuhannya.

Paling tidak ada dua ukuran yang selalu dipegang untuk menyorot mutu pendidikan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pertama, perbandingan mutu pendidikan dari tahun ke tahun. Kedua, perbandingan kualitas sumber daya manusia dengan negara-negara lain melalui index human development (IHD). "Coba bandingkan pendidikan kita sekarang dengan 20 tahun lalu. Pendidikan sekarang bukannya lebih baik, justru makin rendah". kata Yusuf Kalla.

Kondisi pendidikan yang terus menerus seperti itu melahirkan sikap masa bodo pada anak-anak. Selama ini muncul kesan, anak-anak tidak mau belajar karena pasti lulus. Dengan kata lain, sisttem pendidikan nasional selama ini sebenarnya tidak pernah menghargai anak-anak yang belajar sungguh-sungguh. Buktinya, belajar atau tidak, semua naik kelas. Belajar atau tidak, semua lulus. Agaknya paradigma meluluskan 100 persen murid sudah dianggap sebagai cara mendidik yang baik. Kalaupun terjadi "masalah", orang tua atau orang yang berpangkat yang menghadap kepada sekolah atau gutu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:

  • Masalah Pemerataan Pendidikan
  • Perkembangan Iptek dan Seni
  • Laju Pertumbuhan Penduduk
  • Aspirasi Masyarakat
  • Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan

Kesalahan Sistem Pendidikan di Indonesia yang wajib kita alami :
  1. Sekolah adalah Kewajiban bukan Kesadaran.
  2. Belajar karena Nilai bukan karena Menyenangkan
  3. Kesalahan bukan untuk Disalahkan tapi Diperbaiki
  4. Belajar hanya kalau ada Tugas saja
  5. Anak IPA itu Pintar dan Anak IPS itu Bodoh
  6. Kesalahan dibayar dengan Hukuman
  7. Jago Matematika Pintar dan Jago main Bola bodoh
  8. Guru boleh salah Murid tidak boleh
  9. Anak Pintar disayang Guru dan Anak bodoh tidak
Sumber terkait:
Kadir, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana. Cetakan kesatu.
Kasan, Thalib. 2009. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Studia Press. Cetakan ketiga.
https://www.kompasiana.com/kekitaan/5749042f129773b1043fc7ae/9-kesalahan-sistem-pendidikan-di-indonesia-yang-wajib-kita-alami?page=all



Kamis, 11 Oktober 2018

Kewibawaan


A. Pengertian Kewibawaan (Gezag)
Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti "berkata" siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain. Gezag atau kewibawaan ada pada orang dewasa, terutama orang tua. Dapat kita katakan bahwa kewibawaan yang ada pada orangtua (ayah dan ibu) itu adalah asli.


Pada suatu sekolah ada seorang guru yang bernama Bapak Budi yang sangat disegani oleh murid-muridnya. Mereka (murid-murid) sangat takut dan patuh kepadanya. Setiap harinya, sebelum Pak Budi masuk ke dalam kelas, murid-murid sudah duduk dengan tenang dan tertib menantikan Pak Budi itu mengajar. Semua perintah dan larangannya serta nasihatnya yang diberikan kepada murid-muridnya, diturut dan dipatuhi oleh anak-anaknya. Anak-anak hormat kepadanya.

Sebaliknya dengan Bapak Salim yang ada di sekolah itu. Ia kurang disegani anak-anak muridnya. Setiap pak Salim mengajar, anak-anak ada saja yang selalu membuat ribut dalam kelas, sehingga kelas menjadi ribut. Peringatan-peringatan dan nasihat-nasihat yang diberikannya tidak atau kurang dihiraukannya oleh murid-muridnya. Anak-anak tidak merasa segan atau patuh kepadanya. Perintah-perintah atau tugas-tugas yang diberikannya, sering kalau tidak dikerjakan oleh murid-muridnya. Karena itu pak Salim seringkali marah dan menghukum anak dalam kelas. Tetapi anak itu bukan semakin patuh atau menurut kepadanya, bahkan sebaliknya. Anak-anak mau mengerjakan apa yang diperintahkannya karena mereka takut; jadi bukan karena insaf atau percaya kepadanya.

Dari contoh di atas dapat kita mengatakan, bahwa Bapak Budi lebih berwibawa, lebih mempunyai kewibawaan atau gezag daripada Bapak Salim. Anak-anak lebih patuh dan lebih segan terhadap Bapak Budi. Segala sesuatu yang diperintahkan atau dinasihatkan ataupun diperingatkan oleh Bapak Budi, lebih meresap dan lebih mudah serta dengan senang menjalankan daripada Bapak Salim. Atau dengan kata lain: pengaruh yang ditimbulkan oleh Bapak Budi lebih dipatuhi oleh anak-anak.

Dalam situasi dan kondisi masyarakat sekarang kewibawaan sering diartikan sebagai suatu kelebihan yang dimiliki seseorang. Dengan kelebihan itu ia dihargai, dihormati, disegani, bahkan ditakuti oleh orang lain atau kelompok masyarakat tertentu. Kelebihan tersebut bisa dari segi ilmu, kepintarannya, kekayaannya, kekuatannya, kecakapannya, sifatnya, dan perilakunya (kepribadiannya).

Kewibawaan antara orang tua dengan kewibawaan guru dalam pendidikan memiliki kesamaan dan perbedaan. Orang tua (ayah dan ibu ) adalah pendidik yang pertama dan sudah semestinya, mereka adalah pendidik yang alami dan asli yang menerima tugas secara kodrat dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya, karena itu sudah semestinya mereka memiliki kewibawaan terhadap anak-anaknya.

Kiat-kiat menjaga kewibawaan :
1.    Bersedia memberi alasan,
2.    Bersikap you attitude,
3.    Bersikap sabar,
4.    Bersikap memberi kebebasan.

B. Macam-Macam Kewibawaan
Macam-macam  kewibawaan dalam kehidupan.
  • Kewibawaan Pemimpin/ Kepala. Seperti kewibawaan pemimpin organisasi, baik oganisasi politik atau organisasi masa, kewibawaan kepala kantor atau kepala sekolah. Kewibawaan tersebut karena jabatan atau kekuasaan.
  • Kewibawaan Keistimewaan. Seperti kewibawaan seseorang mempunyai kelebihan atau keunggulan dibidang tertentu.
Macam-macam kewibawaan ditinjau dari daya yang mempengaruhi.
  • Kewibawaan Lahir adalah kewibawaan yang timbul karena kesan-kesan lahiriah seseorang, seperti : bentuk tubuh yang tinggi besar, pakaian lengkap dan rapih, tulisan yang bagus, suara yang keras dan jelas, akan menimbulkan kewibawaan lahir.
  • Kewibawaan Batin dalah kewibawaan yang didukung oleh keadaan batin seseorang seperti  (1) Adanya rasa cinta : Kewibawaan itu dapat dimiliki oleh seseorang, apabila hidupnya penuh kecintaan dengan atau kepada orang lain. (2) Adanya rasa demi kamu : Demi kamu atau you attitude yaitu sikap yang dapat dilukiskan sebagai suatu tindakan,  perintah atau anjuran bukan untuk kepentingan orang yang memerintah, tetapi untuk kepentingan orang yang diperintah, menganjurkan demi orang yang menerima anjuran, melarang juga demi orang yang dilarang. (3) Adanya kelebihan batin : Seorang guru yang menguasai bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, bisa berlaku adil dan objektif, bijaksana, merupakan contoh-contoh yang dapat menimbulkan kewibawaan batin. (4) Adanya ketaatan terhadap norma : Menunjukan bahwa dalam tingkah lakunya dia sebagai pendukung norma yang sungguh-sungguh, selalu menepati janji yang pernah dibuat, disiplin dalam hal-hal yang telah digariskan.

C. Fungsi Kewibawaan dalam Pendidikan
Pendidikan itu terdapat dalam pergaulan antara orang dewasa dengan anak-anak. Sebab pergaulan antara orang dewasa sesamanya, orang menerima dan bertanggung jawab sendiri terhadap pengaruh-pengaruh pergaulan itu.

  1. Mempengaruhi anak untuk menuju kekedewasaan.
  2. Membantu anak menjadi orang yang kelak dapat dan sanggup memenuhi tugas hidupnya dengan berdiri sendiri.
  3. Membawa anak kearah pertumbuhan yang kemudian dengan sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya juga.
  4. Anak akan mengerti bahasa untuk menerima petunjuk-petunjuk tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan oleh pendidik.
  5. Membuat si anak mendapatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam hidup.
  6. Pendidik dapat menjalankan kewajibannya atas dasar cinta.
  7. Perputaran masyarakat menjadi back.
  8. Anak-anak akan berkembang jasmani dan rohaninya.
  9. Keluarga dapat terpelihara dan selamat.

Tujuan wibawa pendidikan adalah berusaha membawa anak ke arah kedewasaannya. Ini berarti secara beangsur-angsur anak dapat mengenal nilai-nilai hidup atau norma-norma dan menyesuaikan diri dengan norma-norma itu dalam hidupnya.

Satu-satunya pengaruh yang dapat dinamakan pendidikan ialah pengaruh yang menuju ke kedewasaan anak, untuk menolong anak menjadi orang yang kelak dapat atau sanggup memenuhi tugas hidupnya dengan berdiri sendiri.

Tidak setiap macam tunduk menurut terhadap orang lain (seperti menurut perintah-perintah anak lain) dapat dikatakan “tunduk terhadap wibawa pendidikan”. Bagaimana sikap anak terhadap kewibawaan pendidik? Dalam hal ini Langeveld menjelaskan dengan dua buah kata :
  • Sikap menurut atau mengikut (volagen), yaitu mengakui kekuasaan orang lain yang lebih besar karena paksaan, takut, jadi bukan tunduk atau menuruti yang sebenarnya.
  • Sikap tunduk atau patuh yaitu dengan sadar mengikuti kewibawaan, artinya mengakui hak pada orang lain untuk memerintah dirinya, dan dirinya merasa sendiri terikat akan memenuhi perintah itu. 
Dalam hal yang terakhir inilah tampak fungsi wibawa pendidikan, yaitu membawa anak ke arah pertumbuhannya yang kemudian dengan sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya.

Sumber terkait:
http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com/2011/01/gezag-kewibawaan.html
https://putrimailiza29.wordpress.com/2012/05/10/kewibawaan-dalam-pendidikan/
http://evidwins.blogspot.com/2015/04/kewibawaan-dalam-pendidikan.html

Sistem Pendidikan dan Sistem Pendidikan Nasional

A. Sistem Pendidikan
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti "cara, strategi". Dalam bahasa Inggris system berarti "sistim, susunan, jaringan, cara". Sistem juga diartikan "sebagai suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir".

Dalam pengertian umum, sistem pendidikan adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan. Sistem pendidikan adalah strategi atau metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya.

Setiap sistem pasti mempunyai tujuan dan semua kegiatan dari semua komponen atau bagian-bagiannya diarahkan dari tercapainya tujuan tersebut. Karena itu, proses pendidikan merupakan sebuah sistem pendidikan. Secara teoritis, suatu sistem pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan. Adapun komponen-komponen atau faktor-faktor tersebut terdiri dari:
  1. Tujuan
  2. Peserta Didik
  3. Pendidik
  4. Alat Pendidikan
  5. Lingkungan
Sistem pendidikan terdiri atas empat unsur:
  1. Kegiatan pendidikan, meliputi: pendidikan diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, pendidikan oleh seseorang terhadap orang lain.
  2. Binaan pendidikan, meliputi: jasmani, akal dan qalbu.
  3. Tempat pendidikan, mencakup: rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
  4. Komponen pendidikan, mencakup: dasar, tujuan, materi, metode, media, evaluasi, administrasi, dana dan sebagainya.
Menurut Reza Mudyahardja, sistem tersebut ada yang tertutup dan ada yang terbuka.

  • Sistem Tertutup adalah sistem yang struktur organisasi bagian-bagiannya tidak menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sekurang-kurangnya dalam jangka waktu pendek. Struktur bagian-bagian tersusun secara tetap dan bentuk operasinya berjalan otomatis.
  • Struktur Terbuka adalah sistem yang struktur bagian depanya terus menyesuaikan diri dengan masukan dan lingkungan yang terus-menerus berubah-ubah, dalam usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya. Struktur bagian bersifat lentur dan bentuk operasinya dinamis, karena bagian-bagian dalam sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya.
B. Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional merupakan suatu suprasistem, yaitu suatu sistem yang besar dan kompleks, yang didalamnya tercakup beberapa bagian yang juga merupakan sistem-sistem.

Sistem Pendidikan Nasional seperti dijelaskan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS adalah Sistem Pendidikan Nasional yakni keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Prinsip-prinsip dalam pendidikan yang harus dipedomani, yakni pendidikan harus diselenggarakan sebagai berikut.
  • Demokratis dan berkaitan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.
  • Satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multi makna.
  • Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
  • Dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangankan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
  • Dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
  • Dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaska kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap (Bab II pasal 3 ayat 16).

Jalur Pendidikan dilaksanakan melalui:
  • Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
  • Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
  • Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan ingkungan. (Bab I pasal I ayat 11-13)
Jenis Pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. (Bab V pasal 16)

Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Wajib memuat:
  1. Pendidikan Agama
  2. Pendidikan Kewarganegaraan
  3. Bahasa
  4. Matematika
  5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
  6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
  7. Seni dan Budaya
  8. Pendidikan Jasmani dan Olahraga
  9. Keterampilan (Kejuruan)
  10. Muatan Lokal
Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat:
  1. Pendidikan Agama
  2. Pendidikan Kewarganegaraan
  3. Bahasa
Berdasarkan kurikulum tersebut pendidikan agama termasuk pendidikan Islam merupakan bagian dasar dan inti kurikulum pendidikan nasional dan dengan ini pendidikan agama Islam pun terpadu dalam sistem pendidikan nasional. Ketentuan pendidikan keagamaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (pasal 30 ayat 1-5)

Sumber terkait:
Ramayulis. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cetakan kedelapan (edisi revisi).

Minggu, 07 Oktober 2018

Unsur Unsur Pendidikan

Unsur-unsur pendidikan adalah semua unsur yang harus ada di dalam proses pendidikan, yang kesemuanya merupakan kesatuan integral yang saling mengisi.

1. Subjek yang dibimbing (Peserta Didik).
Peserta didik merupakan subjek didik yang harus dibimbing oleh pendidik. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal, formal maupun nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah peserta didik dari setiap jenjang pendidikan ialah ada siswa, mahasiswa, taruna, warga belajar, pelajar, murid dan santri.

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
  1. Individu memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang khas.
  2. Individu yang sedang berkembang.
  3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
  4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing (Pendidik).
Pendidik merupakan orang yang membimbing peserta didik. Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan kepada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah swt, mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri. Pendidik itu pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di berbagai aspek lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting dan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, seorang pendidik bisa berupa orang tua, guru, pemimpin masyarakat dan lain-lain. Pendidik juga harus memiliki kewibawaan dan kedewasaan, baik rohani maupun jasmani.

Menurut Imam Al Ghazali. Seorang guru yang mengamalkan ilmunya lebih baik dari pada seorang yang beribadah saja, puasa dan shalat setiap malam. Pendidik diibaratkan sebagai pelita segala zaman. Orang yang hidup semasa dengannya akan memperoleh pancaran nur keilmuannya. Andaikata di dunia ini tidak ada pendidik, niscaya manusia seperti binatang, sebab pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat kebinatangan (hayawaniyah) kepada sifat kemanusiaan (insaniyah). Ia juga mengatakan bahwa tugas utama seorang pendidik adalah menyempurnakan, menbersihkan, menyucikan serta membawakan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah swt. Menurutnya karena pendidikan adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah swt (taqarrub ilallah).

Menurut Prof. Dr. Moh. Athiyah al-Abrasyi, syarat sebagai seorang pendidik yaitu harus memiliki sifat-sifat tertenru agar ia dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Yaitu:

  1. Memiliki sifat Zuhud, dalam artian tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari ridha Allah.
  2. Seorang Guru harus jauh dari dosa besar.
  3. Ikhlas dalam pekerjaan.
  4. Bersifat pemaaf.
  5. Harus mencintai peserta didiknya.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (Interaksi Edukatif).
Interaksi edukatif adalah interaksi dimana ada komunikasi timbal balik antara peserta didik dan pendidik yang mengarahkan pada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan memanipulasi isi, metode dan alat-alat pendidikan.

Mengajar  merupakan serangkaian interaksi antara orang yang berperanan pendidik dengan anak  didik. Untuk mengukur keefektifan guru, seorang pengamat menggunakan seperangkat dimensi yang dianggap ada hubungannya dengan keefektifan peranan guru. Guru dinilai baik atau buruk tergantung pada klasifikasi yag dibuat sesuai dengan skala tertentu. Philip Jackson (1969) menyimpulkan 3 ciri pembeda kehidupan kelas antara lain : khalayak ramai, pujian dan kekuasaan.


Murid yang baik ialah yang mendengarkan gurunya, mengikuti pelajaran, tidak mengganggu teman di kelas, dan patuh. Dan guru yang baik ialah yang dapat mengajarkan murid-muridnya dengan metode belajar yang baik dan benar sesuai tujuan pendidikan, penuh kasih sayang dan sabar serta memahami kondisi serta kesanggupan seluruh muridnya.


4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (Tujuan Pendidikan).
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab, tanpa perencanaan dengan perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan bisa, sesat atau salah langkah. Oleh karena itu perumusan tujuan dengan tegas dan jelas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan perenungan filosofis. Tujuan pendidikan itu penting, karena secara implisit dan eksplisit di dalamnya terkadung hal-hal yang sangat asasi, yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidiknya, lembaga penyelenggara pendidikan dan negara, dimana pendidikan itu dilaksanakan.

Herbert Spencer (1860) menganalisis tujuan pendidikan dalam 5 bagian yaitu :

  • Kegiatan demi kelangsungan hidup.
  • Usaha mencari nafkah.
  • Pendidikan anak.
  • Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan Negara.
  • Penggunaan waktu senggang.
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (Materi Pendidikan).
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti dan materi lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengedalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa semangat Bhineka Tunggal Ika dapat ditumbuh kembangkan.

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.

  1. Fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama nama
  2. objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
  3. Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya.
  4. Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
  5. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
  6. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja.


Sumber materi pendidikan:

  • Buku
  • Laporan hasil penelitian.
  • Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah).
  • Majalah ilmiah.
  • Kajian pakar bidang studi.
  • Karya professional.
  • Buku kurikulum.
  • Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
  • Situs-situs internet.
  • Multimedia (TV, video, VCD, kaset audio, dsb).
  • Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industry, ekonomi).
  • Narasumber (orang/manusia).


6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (Alat dan Metode).
Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat melihat jenisnya sedangkan metde melihat efisiensi dan efektivitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Contoh alat pendidikan adalah komputer, sosial media, buku ajar dan alat peraga. Sedangkan metode pendidikan merupakan cara penyampaian materi pendidikan dari pendidik pada peserta didik. 


Alat pendidikan dibedakan atas yang preventif dan yang kuratif.
  • Yang bersifat Preventif, yaitu yang bermaksud mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman.
  • Yang bersifat Kuratif, yaitu yang bermaksud memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran, penjelasan.
Metode pendidikan berikut ini merupakan prinsip yang dasarnya dari Al-Qur'an dan hadits.
  1. Metode Ceramah adalah suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. 
  2. Metode Tanya Jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.
  3. Metode Diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.
  4. Metode Pemberian Tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid mempertanggungjawabkannya.
  5. Metode Demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atu pelaksanaa sesusatu sedangkan murid memperhatikannya.
  6. Metode Eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan dan setiap proses dari hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan.
  7. Metode Kerja Kelompok adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi murid-muridnya ke dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
  8. Metode Kisah adalah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita.
  9. Metode Amsal adalah suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/ melalui contoh atau perumpamaan.
  10. Metode Targhib dan Tarhib adalah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.

7. Tempat dimana peristiwa berlangsung (Lingkungan Pendidikan).

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anak baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan lingkungan di mana anak-anak bergaul sehari-harinya. Bila kita teliti mulai dari masyarakat dan kebudayaan yang sederhana, maka lembaga-lembaga pendidikan meliputi:


1. Keluarga/Informal
Pendidikan keluarga adalah yang terdapat didalam rumah tangga yang diberikan oleh kedua orang tua sianak yang merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak, yang terbentuk berdasarkan kodrat dan secara suka rela, karena anak dilahirkan dari perkawinan yang sah dari sepasang suami isteri. Keluarga adalah inti masyarakat.

2. Sekolah/Formal
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal, ia lahir dan berkembang dari pemikiran kegunaannya untuk pemberian pendidikan kepada masyarakat. Pendidikan formal disekolah merupakan lanjutan atau pengembangan dari pendidikan yang telah diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya dalam keluarga.




3. Masyarakat/Non Formal
Masyarakat adalah lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial para anggotanya, melalui pengalaman berulang kali dengan mengalami yang beraneka ragam itu maka, sikap sosial anggotanyapun beraneka ragam pula. Pendidikan dalam masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan anggotanya melalui sosialisasi yang diletakkan dasar-dasarnya oleh keluarga dan sekolah sebelum mereka masuk kedalam masyarakat.


Sumber terkait:

Ramaliyus. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Cetakan kedelapan (edisi revisi).
https://www.daftarinformasi.com/unsur-unsur-pendidikan/
http://tohacenter.blogspot.com/2009/09/manajemen-waktu-dalam-pendidikan-konsep.html
https://rafiqjauhary.com/2013/11/24/syarat-menjadi-seorang-pendidik-adalah/
https://mathniyya.wordpress.com/2016/05/09/unsur-unsur-pendidikan/#_ftn1

Jumat, 07 September 2018

Visi Misi dan Tujuan Pendidikan

A. Pengertian Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan

  • Visi Pendidikan
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Menurut Drs. Sulaimain, visi merupakan gambaran tentang masa depan yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang.

Pendidikan mempunyai visi yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
  • Misi Pendidikan
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Menurut Drs. Sulaiman, misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang. Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi.
  • Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No. 2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.

Prof. Zahara Idris, M.A. memandang tujuan pendidikan adalah dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya supaya dapat mengembangkan potensi fisik, emosi, sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan semaksimal mungkin agar menjadi manusia dewasa. Sedangkan menurut Al-Ghazali, tujuan pendidikan adalah beribadah dan taqarub (mendekatkan diri) kepada Allah dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia dan akhirat.

Lavengeld mengemukakan tujuan pendidikan, yaitu :
  • Tujuan Umum merupakan sesuatu yang akhirnya akan dicapai oleh pendidikan.kedewasaan merupakan tujuan pendidikan. Maka berarti semua aktivitas pendidikan harus diarahkan kesana untuk mencapai tujuan umum tersebut. Semua manusia di dunia ini ingin mencapai tujuan itu, yaitu manusia dewasa. Jadi, jelasnya bahwa yang menjadi tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan.
  • Tujuan Khusus diartikan sebagai suatu pengkhususan dari tujuan umum. Seperti disebutkan bahwa tujuan umum kedewasaan adalah universal. Manusia dewasa yang universal itu diberi bentuk yang nyata berhubung dengan kebangsaan, kebudayaan, agama, system politik, dan sebagainya. Demikianlah manusia dewasa di Indonesia memiliki ciri khas sesuai falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Beberapa faktor yang harus di perhatikan dalam menentukan tujuan khusus ini diantaranya ialah : jenis kelamin anak didik, pembawaan anak didik, usia atau taraf perkembangan anak didik, tugas lembaga yang mendidik anak, falsafah negara dan kesanggupan pendidik.

 B. Visi Misi dan Tujuan Pendidikan Islam



  • Visi Pendidikan Islam

 "Terwujudnya Pendidikan Islam Yang Unggul, Moderat, dan Menjadi Rujukan Dunia Dalam Integrasi Ilmu Agama, Pengetahuan dan Teknologi"


  • Misi Pendidikan Islam


  1. Meningkatkan akses Pendidikan Islam yang merata;
  2. Meningkatkan mutu Pendidikan Islam;
  3. Meningkatkan relevansi dan daya saing Pendidikan Islam;
  4. Meningkatkan tata kelola Pendidikan Islam yang baik.



Misi Pendidikan Islam di atas memiliki makna sebagai berikut :

  1. Peningkatan dan pemerataan akses Pendidikan Islam diarahkan pada upaya memperluas daya tampung satuan pendidikan serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik.
  2. Peningkatan mutu Pendidikan Islam ditandai dengan terpenuhinya standar nasional pendidikan sehingga menghasilkan peserta didik yang unggul ditingkat nasional dan internasional dengan tetap menghargai tradisi, kearifan lokal, etos kemandirian, wawasan kebangsaan, dan nilai kemoderenan.
  3. Peningkatan relevansi dan daya saing Pendidikan Islam diarahkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat dan mampu berkompetisi baik di tingkat nasional dan internasional.
  4. Peningkatan tata kelola Pendidikan Islam yang baik diarahkan pada pengelolaan Pendidikan Islam yang transparan dan akuntabel dengan kontribusi yang proporsional dari pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak lainnya. Tata kelola tersebut harus didukung dengan analisis kebijakan peraturan perundangan ditingkat pusat dan daerah, sistem perencanaan dan pengangggaran, dan sistem monitoring dan evaluasi.


  • Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan Pendidikan Islam yang ingin dicapai adalah:

  1. Peningkatan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat pada RA/BA, Madrasah, Pendidikan Keagamaan Islam, dan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.
  2. Peningkatan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter peserta didik.
  3. Peningkatan kualitas lembaga penyelenggara pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan.
  4. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan distribusi yang merata di seluruh satuan pendidikan.
  5. Peningkatan kualitas lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat dan mampu berkompetisi baik di tingkat nasional dan internasional.
  6. Peningkatan tata kelola Pendidikan Islam yang transparan dan akuntabel dengan partisipasi pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak lainnya.


Sumber terkait :
http://neshafitrya.blogspot.com/2016/10/dasar-tujuan-visi-misi-dan-fungsi.html
https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/visi-dan-misi-pendidikan/





Kamis, 06 September 2018

Hakikat Pendidikan



A. Hakikat Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia di saat dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, sebagaimana firman Allah di dalam surah Al-Mujadilah ayat 2, yakni "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu, tidak mengetahui sesuatu."

Namun disisi lain manusia memiliki potensi dasar (fitrah) yang harus dikembangkan sampai batas maksimal. Menurut Hasan Langgulung potensi dasar tersebut berjumlah sebanyak sifat-sifat Tuhan yang terangkum dalam asma' al-husna yaitu 99 (sembilah puluh sembilan) sifat.
Menurut Jalaluddin bagi manusia yang hidup di lingkungan masyarakat yang masih sederhana pendidikan dilakukan langsung oleh para orang tua. Pendidikan akan dinilai rampung bila anak mereka sudah menginjak usia dewasa, siap untuk berumah tangga dan mampu mandiri setelah menguasai sejumlah keterampilan praktis sesuai tuntutan dan kebutuhan hidup di masyarakat lingkungannya.

Dalam perkembangannya pengertian pendidikan selalu mengalami perubahan menuju kesempurnaan. Pada awalnya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global.
 


B. Pengertian Pendidikan
Dalam bahasa indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberikan awalan "pe" dan akhiran "an", mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Kata pendidikan menurut bahasa Yunani yaitu paedagogos yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan kata pendidikan menurut bahasa Inggris yaitu education yang berarti pengembangan atau bimbingan.

Pendidikan secara istilah menurut para ahli ialah sebagai berikut. 
  1.  Ahmad D. Marimba, menjelaskan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama.
  2.  Hasan Langgulung, mengemukakan bahwa pendidikan sebenarnya dapat ditinjau dari dua segi; pertama, dari sudut pandangan masyarakat berarti pendidikan itu dari pewarisan kebudayaan dan generasi tua ke generasi muda, agar hidup masyarakat tetap berkelanjutan; kedua, dari sudut pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi.
  3. Coser dkk, pendidikan dipandang sebagai usaha sengaja untuk mentransfer ilmu pengetahuan, skill, dan nilai-nilai dari guru kepada para siswanya.
  4. Carter V. Good, pendidikan adalah seni, praktik atau profesi sebagai pengajar, ilmu yang sistematis atau pengajar yang berhubungan dengan prinsip atau metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid dalam arti yang luas digantikan dengan istilah pendidikan.
  5. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab 1 mengatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan bernegara.
Dari semua definisi tersebut terdapat beberapa persamaan yaitu:
  1. Adanya usaha sadar dan terencana dalam bimbingan, yang disebut dengan "proses pendidikan".
  2. Adanya orang (subjek) yang melakukan bimbingan, yang disebut "pendidik".
  3. Adanya orang (subjek) yang dibimbing, yang disebut "peserta didik".
  4. Adanya tujuan yang akan dicapai, yang disebut dengan "tujuan" atau "kompetensi".
C. Batasan Pengertian Pendidikan
1. Ditinjau dari Proses dan Tempat Berlangsungnya Pendidikan
  • Batasan yang luas, pendidikan dalam batasan yang luas adalah segala pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. Karakteristik pendidikan dalam arti luas adalah : (1) Pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat, (2) Lingkungan pendidikan adalah semua yang berada di luar diri peserta didik, (3) Bentuk kegiatan mulai dari yang tidak disengaja kepada yang terprogram, dan (4) Tujuan pendidikan berkaitan dengan setiap pengalaman belajar, (5) tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
  • Batasan yang sempit, pendidikan dalam batasan yang sempit adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal (madrasah/sekolah). Karakteristik pendidikan dalam arti yang sempit adalah : (1) Masa pendidikan terbatas, (2) Lingkungan pendidikan berlangsung di sekolah/madrasah, (3) Bentuk kegiatan sudah terprogram, dan (4) Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar (sekolah/madrasah).
  • Batasan yang luas terbatas, pendidikan dalam batasan yang luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan yang diselenggarakan di lembaga pendidika formal (sekolah), non-formal (masyarakat) dan informal (keluarga) dan dilaksanakan sepanjang hayat, dalam rangka mempersiapkan peserta didik agar berperan dalam berbagai kehidupan.
2. Ditinjau dari Sasaran Pendidikan
  • Pendidikan Islam secara umum dapat diartikan sebagai usaha pembinaan dan pengembangan potensi manusia secara optimal sesuai dengan statusnya, dengan berpedoman kepada syariat Islam yang disampaikan oleh Rasul Allah agar supaya manusia dapat berperan sebagai pengabdi Allah yang setia dengan segala aktivitasnya guna tercipta suatu kondisi kehidupan Islami yang ideal selamat, aman, sejahtera dan berkualitas, serta memperoleh jaminan (kesejahteraan) hidup di dunia dan jaminan bagi kehidupan yang baik di akhirat.
  • Pendidikan Islam secara khusus diartikan sebagai usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia baik pelaksanaannya secara individu, maupun secara kelompok yang pelaksanaannya secara bertahap sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, jenis kelamin, bakat, tingkat kecerdasan serta potensi spiritual yang dimiliki masing-masing secara maksimal.
D. Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Pendidikan Islam

  1. Ilmu Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan, bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, tenaga kependidikan, seta sumber daya manusia lainnya.
  2. Ilmu Sejarah adalah suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi dikalangan umat.
  3. Ilmu Sosial dan Budaya adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala sosial serta hubungannya antara satu gejala dan gejala lain yang ada dalam masyarakat.
  4. Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber, cara mendapatkan, mengelola dan mengembangkan ekonomi yang disusun secara sistematik dengan metode tertentu.
  5. Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari tentang tujuan, cita-cita dan ideologi yang akan diperjuangkan, cara-cara mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mempertahankan kekuasaan.
  6. Ilmu Administrasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi dan memperbaiki sebuah kegiatan.
  7. Ilmu Filsafat adalah ilmu yang mengandung sebahagian ilmu etika dan estetika, ideologi dan logika untuk memberi arahan kepada pengajaran dan menyelaraskan interaksi-interaksi masing-masing, menyusun sistem-sistemnya, sesudah diteliti dan dikritikm dianalisis dan dibuat sintesis.
Sumber terkait :
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia. 2008.